Skip to content

publiknusantara.com

inspirasi berimbang dan pembangunan

Menu
  • Nasional
  • REDAKSI
    • Visi Dan Misi
    • SOP Wartawan
    • Kode Perilaku Jurnalis
  • Provinsi
    • SUMSEL
      • OKUS
      • OKU
      • OKUT
      • Muara Enim
      • Prabumulih
      • PALI
      • OKI
      • MUSI RAWAS
      • MUBA
    • SUMATRA UTARA
    • SUMATRA BARAT
    • KEPRI
    • BENGKULU
    • LAMPUNG
      • WAY KANAN
      • MESUJI
      • PERSAWARAN
    • KALIMANTAN BARAT
    • NUSA TENGARA BARAT
    • NUSA TENGARA TIMUR
  • Hukum & Kriminal
  • Internasional
  • Pedoman Media Siber
  • HUBUNGI KAMI
  • ADVOTERIAL
  • JAWA TIMUR
    • JEMBER
  • Terms of Service
  • Indeks Berita
Menu

Diduga Ada Kongkalikong Pada Penetapan Pemenang Lelang Peningkatan Jalan Dinas Bina Marga Jember

Posted on Juni 2, 2024Juni 2, 2024 by Red

Jember ,PN – Polemik dalam proses lelang oleh pejabat pengadaan dan lelang di lingkungan pemerintah kabupaten Jember tidak kunjung mereda, menyusul penunjukan kepala bagian Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ) dan 11 pejabat fungsional pengadaan barang dan jasa oleh bupati Jember, Hendy Siswanto yang disoal advokat Moh. Husni Thamrin.

Kali ini Thamrin menyoroti penetapan lelang peningkatan jalan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) pemkab Jember pada Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Jember. Minggu lalu LPSE telah mengumumkan 6 paket lelang peningkatan jalan. Dalam berita acara hasil pemilihan, menurut Thamrin setidaknya ada 2 penyedia yang sudah ditetapkan sebagai pemenang harus dibatalkan.

Dijelaskan, dalam pelelangan 6 paket peningkatan jalan pada Dinas Bina Marga Sumber Daya Air (DBMSDA) penetapan sebagai pemenang lelang yang dinilai bermasalah adalah penunjukan CV. Alam Persada yang memenangkan paket lelang Peningkatan Jalan Kemiri – Tenggiling – Darungan dengan nilai HPS sebesar Rp.4.947.000.000 ditawar dengan harga penawaran Rp.3.462.900.000 dan CV. Afkar Bangun Perkasa yang menang paket Peningkatan Jalan Sidodadi – Glantangan dengan HPS Rp.6.176.229.590 dengan penawaran sebesar Rp.4.174.686.193,83. Pada pelelangan paket peningkatan Jalan Nogosari – Renteng, CV. Alam Persada yang menawar dengan harga terendah sebesar Rp.3.695.840.456 digugurkan karena, personil menejerial tenaga K3 atas nama Ridho Waluyo yang diajukan sama (teraviliasi) dengan tenaga K3 yang dimiliki CV. Hasil dalam tender yang sama.

Sedangkan CV. Afkar Bangun Perkasa yang menang dalam paket peningkatan jalan Sidodadi – Glantangan digugurkan pada lelang paket peningkatan jalan Nogosari – Renteng dengan nilai HPS Rp.5.279.772.080 karena porsonil menejerial petugas K3 atas nama Ali Radinal Mukhtar dengan sertifikat kompetensi ahli muda K3 konstruksi tidak sesuai dengan persyaratan.

“Anehnya, untuk lelang pada paket yang satu, CV. Alam Persada dan CV. Afkar Bangun Perkasa digugurkan, tapi pada lelang untuk paket yang lain justru dimenangkan, padahal persyaratan dan personilnya sama serta personil K3 yang diberikan tidak sesuai dengan persyaratan yang diminta dalam dokumen lelang,”ujar Thamrin.

“Saya menduga anggota pokja di UKPBJ bekerja sendiri-sendiri, tidak dalam satu tim yang terkordinasi. Sehingga keputusan untuk pemenang lelang nya pun hasilnya berbeda”, terang Thamrin.

Carut-marut dalam penetapan pemenang lelang itu menurutnya, karena pejabat pengadaannya, termasuk Pokja UKPBJ tidak mempunyai kompetensi sebagai pengadaan seperti yang dikehendaki Perpres tentang pengadaan.

Sebelumnya Thamrin menyoal lelang peningkatan jalan yang berpotensi terjerat pidana, antara lain penetapan lelang pengadaan barang pada Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora), diduga selain pejabat pengadaanya tidak punya sertifikat kompetesi, barang-barang berupa alat dramband yang nilainya Rp.5,4 miliar dan alat fitnes senilai Rp.700 juta itu sudah ada, sebelum dilakukan lelang.

“Begitu juga penunjukan PT. Joglo Multi Ayu yang dinyatakan sebagai pemenang lelang Pembangunan Alun-alun Jember – Lanscape Alun-alun dengan Pagu Rp.20.214.140.261,59 sebagai perusahaan yang kerap mendapat blacklist juga menjadi bukti pejabat pengadaan tidak profesional dan tidak cermat,”bebernya.

Tak hanya itu, Thamrin juga menyoal peningkatan jalan Andongrejo – Bandealit sebesar Rp.19 miliar juga berpotensi terjerat hukum, pasalnya pembangunan jalan yang dimenagkan PT. Rajendra menerobos kawasan taman nasional Meru Betiri yang dilindungi berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya,”tandasnya.

Laporan :Mj/tm

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trulli
Trulli

Kategori

Arsip

  • Oktober 2025
  • September 2025
  • Agustus 2025
  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • September 2024
  • Agustus 2024
  • Juli 2024
  • Juni 2024
  • Mei 2024
  • April 2024
  • Maret 2024
  • Februari 2024
  • Januari 2024
  • Desember 2023
  • November 2023
  • Oktober 2023
  • September 2023
  • Agustus 2023
  • Juli 2023
  • Juni 2023
  • Mei 2023
  • April 2023
  • Maret 2023
  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • Desember 2022
  • November 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • April 2022
  • Maret 2022
  • Februari 2022
  • Januari 2022
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Agustus 2021
  • Juli 2021
  • Juni 2021
  • Mei 2021
  • April 2021
  • Maret 2021
  • Februari 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • November 2020
  • Oktober 2020
  • September 2020
  • Agustus 2020
  • Juli 2020
  • Juni 2020
  • September 2017
©2025 publiknusantara.com | Design: Newspaperly WordPress Theme