Skip to content

publiknusantara.com

inspirasi berimbang dan pembangunan

Menu
  • Nasional
  • REDAKSI
    • Visi Dan Misi
    • SOP Wartawan
    • Kode Perilaku Jurnalis
  • Provinsi
    • SUMSEL
      • OKUS
      • OKU
      • OKUT
      • Muara Enim
      • Prabumulih
      • PALI
      • OKI
      • MUSI RAWAS
      • MUBA
    • SUMATRA UTARA
    • SUMATRA BARAT
    • KEPRI
    • BENGKULU
    • LAMPUNG
      • WAY KANAN
      • MESUJI
      • PERSAWARAN
    • KALIMANTAN BARAT
    • NUSA TENGARA BARAT
    • NUSA TENGARA TIMUR
  • Hukum & Kriminal
  • Internasional
  • Pedoman Media Siber
  • HUBUNGI KAMI
  • ADVOTERIAL
  • JAWA TIMUR
    • JEMBER
  • Terms of Service
  • Indeks Berita
Menu

Tahun 2021 Angka Perceraian Dikabupaten Jember Meningkat 4041 Kasus, ini Alasanya

Posted on September 27, 2021September 27, 2021 by

Jember,PN – Sepanjang tahun 2021 sampai hari ini tanggal 27/09/2021 tercatat 4041 perceraian di Kabupaten Jember.Hal itu di sampaikan Humas ll Pengadilan Agama Kabupaten Jember Husen .

Tingginya angka perceraian di sebabkan karena faktor ekonomi dan hal sepele, serta perselisihan yang tidak teratasi .

“Upaya kami hanya menasehati , memediasi, dengan memanggil kedua pihak agar tidak terjadi hal itu , artinya perceraian,”kata Husen saat di temui di ruang Humas pengadilan agama kabupaten Jember. 27/09/2021.

Ia menambahkan kami mempersulit perceraian , artinya mediasi, musyawarah,agar hal itu tidak terjadi . apalagi pihak tergugat dan penggugat sama-sama hadir sangat mudah di nasehati .tapi kalau salah satu pihak tidak hadir bagaimana mau menasehati .

“Kami sebagai lembaga yudikatif hanya menasehati saja , kami pasif pak tidak boleh kami turun ke lapangan , hanya menasehati saja ,”tegas Husen yang sudah tiga tahun bertugas di pengadilan agama kabupaten Jember.

Namun dengan undang-undang nomor 16 tahun 2019 tentang perubahan terhadap undang-undang perkawinan nomor 1 tahun 1974 angka perceraian semakin .

Lebih jauh Husen menjelaskan tentang amandemen Undang-undang Perkawinan yang sangat berpengaruh terhadap angka perceraian ( UUP ) semula UUP No.1 Tahun 1974 bahwa usia 16 tahun , sudah mendapatkan dispensasi nikah ,namun setelah ada perubahan undang-undang nomor 19 tahun 2019 tentang perkawinan maka yang mendapatkan dispensasi nikah usia 19 tahun , menurutnya sangat berpengaruh sekali undang undang itu.

“Jadi pengaruhnya undang undang itu sangat luar biasa pak, jadi usia 16 tahun harus mengajukan rekom sidang ke pengadilan agama ( PA ) kita lihat mengajukannya seperti apa , misalkan kecelakaan atau hamil duluan , beda lagi . Untuk mengajukan rekom dispensasi nikah itu gratis sampai sidang itu gratis tidak ada biaya ,tapi yang ada biaya itu pemanggilannya .dan itu nominalnya di tentukan oleh radius ,”ungkap Husen.

Laporan : Mujianto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trulli
Trulli

Kategori

Arsip

  • September 2025
  • Agustus 2025
  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • September 2024
  • Agustus 2024
  • Juli 2024
  • Juni 2024
  • Mei 2024
  • April 2024
  • Maret 2024
  • Februari 2024
  • Januari 2024
  • Desember 2023
  • November 2023
  • Oktober 2023
  • September 2023
  • Agustus 2023
  • Juli 2023
  • Juni 2023
  • Mei 2023
  • April 2023
  • Maret 2023
  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • Desember 2022
  • November 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • April 2022
  • Maret 2022
  • Februari 2022
  • Januari 2022
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Agustus 2021
  • Juli 2021
  • Juni 2021
  • Mei 2021
  • April 2021
  • Maret 2021
  • Februari 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • November 2020
  • Oktober 2020
  • September 2020
  • Agustus 2020
  • Juli 2020
  • Juni 2020
  • September 2017
©2025 publiknusantara.com | Design: Newspaperly WordPress Theme