SELAMAT DATANG DI SITUS KAMI, BILA  TERDAPAT KEKELIRUAN DAN KESALAHAN SEGALA BENTUK TULISAN BERITA YANG SUDAH DITERBITKAN MENJADI TANGUNG JAWAB PENULIS SEPENUHNYA

PMKRI Cabang Kefamenanu menutup kegiatan LKK dengan menanam pohon di sumber mata air

Kefamenanu , PN – Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Kefamenanu Sanctus Yohanes Don Bosco selenggarakan seremonial kegiatan Latihan Kepemimpinan Kader (LKK) di kantor Desa Kaenbaun, Kecamatan Miomafo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara pada Sabtu, (05/05/2022).

Laporan Ketua Panitia Pricila Aquilla Bifel meyatakan bahwa Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) pada hakikatnya merupakan wadah pembinaan dan perjuangan yang memiliki spiritualitas sebagai Roh pembinaan dan perjuangan yakni keberpihakan terhadap kaum tertindas, selalu mengapresiasi harkat dan martabat manusia serta bersolidaritas sosial yang tinggi untuk Mewujudkan keadilan sosial, Kemanusiaan dan Persaudaraan sejati.

Lanjutnya bahwa PMKRI sebagai organisasi kemahasiswaan yang ditujukan sebagai wadah gerakan intelektual, sepatutnya memiliki konsekuensi logis bahwa setiap aktivitas dalam PMKRI perlu diarahkan pada pengembangan kemampuan berpikir, berkomitmen terhadap data yang yang dilandasi fakta, serta pengembangan metodologi pembinaan yang jelas dengan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kekatolikan.

Melalui LKK ini, Kader PMKRI diharapkan mesti proaktif memberikan kontribusi nyata dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dengan selalu memperjuangkan Keadilan sosial, Kemanusiaan dan Persaudaraan Sejati sesuai dengan tantangan zaman. Kader PMKRI juga diharapkan menjadi motor penggerak untuk mengoptimalkan keterlibatan dan keberpihakan pada kaum tertindas yang selalu dihimpit oleh aneka problematika sosial yang timbul, serta tidak diam dan bungkam terhadap ketidakadilan, sebab masalah dan kehancuran tidak disebabkan oleh orang-orang bodoh, melainkan disebabkan oleh diamnya orang baik ungkap Pricila mengutip kata Albert Ainstein.
Dalam Pidato Kristoforus Bota, selaku Ketua Presidium PMKRI Cabang Kefamenanu dalam pidatonya menyatakan bahwa Mahasiswa memiliki peranan yang majemuk. Dimana seharusnya ia mampu berinteraksi dengan orang lain, mampu mencapai keterampilam dan keahlian dibidangnya, serta harus memiliki keseimbangan kecerdasan, baik itu kecerdasan intelektual yang merupakan kecerdasan yang bersifat matematis, analitis dan terstruktur. Kecerdasan emosional yang merupakan kemampuan untuk mengendalikan diri (emosi) ketika berinteraksi dengan orang lain atau ketika menyikapi suatu kejadian. serta kecerdasan spiritual yang merupakan penghayatan dan pemahaman yang mendalam tentang hakikat hidup, kebahagiaan dan keberhasilan sejati.

Dalam berinteraksi sosial, mahasiswa memilik posisi strategis ditengah-tengah piramida lapisan struktur kemasyarakatan. Jika berada dengan lapisan masyarakat dibawahnya, mahasiswa harus mampu menjadi pemberdaya dan penyalur aspirasi masyarakat. Sedangkan dengan lapisan social diatasnya dalam hal ini para pengambil kebijakan, mahasiswa dituntut untuk bisa menjalankan fungsinya sebagai Moral Force dimana mahasiswa harus berani mengkritisi kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak terhadap kebenaran, dan sebagai Iron Stock dimana mahasiswa adalah generasi masa depan yang nantinya akan menggantikan posisi pemerintah yang ada sekarang. Sehingga disini seorang mahasiswa harus mempunyai kemampuan untuk bersosialisasi, manajemen dan berkomunikasi.

Terlepas dari itu, Pergerakan mahasiswa secara gramatikal Sesungguhnya sangat bermakna kebangkitan, baik itu untuk perjuangan ataupun perbaikan. Unsur yang ada dalam suatu pergerakan setidaknya adalah bertindak. Dimana hasil dari tindakan tersebut harus beresensi membangkitkan serta dapat memicu perbaikan atas kelalaian atau kesalahan yang dilakukan.

Kemudian peran Pemerintah sebagai pelaku regulasi yang hanya mampu menyediakan fasilitas, namun tidak mengenal kehidupan rakyat secara langsung. maka Peran mahasiswa dalam hal ini setidaknya mampu menjembatani kebutuhan rakyat dengan pemegang kewenangan. Sebab Hal ini mutlak diperlukan agar terjadi sinkronisasi antara kedua elemen tersebut.

Ketua Presidium yang akrab disapa Kristo, membeberkan bahwa pada Momentum latihan kepemimpinan kader (LKK) ini, dimana kader PMKRI yamg mengikuti kegiatan (LKK) ini berjumlah 53 orang yang tergabung dari PMKRI Malaka dan Kefamenanu semua dinyatakan lulus. Sehingga Kristo berharapkan agar ilmu yang didapatkan kurang lebih seminggu disini, tidak hanya dipergunakan untuk diri sendiri, namun harus diwujudnyatakan dalam bentuk pengabdian terhadap masyarakat, sehingga target yang diharapkan bukan hanya sebatas formalitas semata sebagai kader PMKRI.

Kristo menyampaikan bahwa Kehadiran PMKRI di Desa Kaenbaun kurang lebih 7 hari. Dengan demikian selain melaksanakan kegiatan latihan kepeminnan kader, PMKRI juga telah mengidentifikasi kehidupan masyarakat dimana akan menjadi suatu rekomendasi yang dapat diperjuangan dan di aspirasikan untuk diketahui oleh pemerintah dan hendaknya hal ini dapat direspon dengan baik sesuai harapan kita bersama. Selain itu, sebagai upaya mewujudnyatakan seruan Paus Fransiskus tentang upaya penyelamatan planet Bumi dari krisis ekologi yang berpeluang mengancam umat manusia, serta bentuk perwujutan dari keterlibatan langsung PMKRI, dalam mengakhiri kegiatan LKK di Desa Kaenbau, Bersama Kepala Desa dan seluruh Perangkat Desa, serta sudah tentu didukung oleh seluruh masyarakat Desa Kaenbaun, telah dilakukan penghijauan secara kolektif jelasnya.

Sebelum menutup pidatonya ia mengucapkan limpah terimakasih kepada Plt. Kepala desa, perangkat Desa, tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda bahwa pertemuan kita ini merupakan pertemuan awal yang tidak menunai akSssshir.
Mewakili masyarakat Desa Kaenbaun, Syprianus Taus selaku Plt. Kepala Desa Mengucapkan bahwa mewakili pemerintah Desa dan seluruh masyarakat, kami ucapkan limpah terimakasih kepada PMKRI Cabang Kefamenanu karena telah memilih lokasi di Desa Kaenbaun sebagai lokasi kegiatan LKK yang pertama kalinya diselenggarakan oleh PMKRI Cabang Kefamenanu. Masyarakat desa kaenbaun pada kegiatan ini sangat mengantusias karena kali ini PMKRI memilih Desa Kaenbaun sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan dan semoga apa yang diberikan oleh para pemateri dapat bermanfaat bagi seluruh peserta LKK, serta masyarakat akan selalu siap menerima jika kedepan ada kegiatan lagi di desa Kaenbaun.
Felix Bere Nahak dalam membawakan sambutan mewakili Ketua Forum Komunikasi Alumni (FORKOMA) TTU, mengapresiasi kegiatan LKK yang diselenggarakan di desa Kaenbaun karena menurutnya baru kali ini dibawah kepemimpinan saudara Kristoforus Bota, Kegiatan ini dapat diselenggarakan karena sejak PMKRI Cabang Kefa didirikan sejak tahun 2001 hingga hari ini berusia 21 tahun belum pernah ada kegiatan LKK di cabang Kefamenanu.

“Hari ini saya berpikir bahwa kaenbaun ini menjadi tempat yang sejuk dan bisa juga karena Kaenbaun merupakan tempat yang melahirkan pemimpin, oleh karena itu keberadaan PMKRI yang hari ini sudah menyelesaikan LKK masih ada Konferensi Studi Regional (KSR) dan Konferensi Studi Nasional (KSN) sehingga masih ada dua tahapan pembinaan formal yang ada di PMKRI setelah LKK. jenjang pembinaan formal itu adalah untuk memperkuat kapasitas dan kemampuan setiap anggota PMKRI.
Felix Bere Nahak yang juga mantan ketua perdana PMKRI Cabang Kefamenanu ini berharap selesainya kegiatan LKK ini harus lebih matang dalam menyampaikan pendapat. Kehadiran PMKRI selalu berurusan dengan demonstrasi karena itu merupakan tugasnya dan paling penting adalah harus benar–benar meletakan keadilan sosial, kemanusiaan dan persaudaraan sejati di tengah–tengah masyarakat.

“Jika suatu waktu kami jadi pemimpin maka tugas PMKRI adalah mengoreksi kami dengan keras, PMKRI berikan koreksi pada pemimpin bukan karena benci, tetapi karena mencintai pemimpin yang sudah dipilih oleh rakyat.

Sebelum mengakhiri sambutan singgkatnya mengatasnamakan ketua FORKOMA TTU dan seluruh anggota FORKOMA yang ada di TTU kami menyampaikan terimakasih banyak kepada pejabat kepala desa dan seluruh perangkat yang sudah memberi ruang dan kesempatan kepada PMKRI untuk belajar dan melatih diri kurang lebih 7 hari di desa kaenbaun serta kepada seluruh masyarakat yang sudah sudah menerima peserta disetiap rumah untuk tinggal bersama selama ini”.

Laporan : Frit Mandosa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *