Gelar LKK, PMKRI Cabang Kefamenanu Sanctus Yohanes Don Bosco usung tema Primus Interpares
Kefamenanu, PN – Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Kefamenanu Sanctus Yohanes Don Bosco, gelar Latihan Kepemimpinan Kader (LKK) dengan tema “Primus Interpares”.
Pada 31 Januari 2022 bertempat di aula Kantor Desa Kaenbaun, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Kefamenanu Sanctus Yohanes Don Bosco melakukan Protokoler Seremonial Pembukaan Kegiatan Latihan Kepemimpinan Kader (LKK).
Kegiatan LKK ini di hadiri oleh Asisten I Setda Kabupaten TTU Bapak Drs. Yosep Kuabib bersama rombongan, Bapak Camat Miomafo Timur, Bapak Kapolsek Miomafo Timur, Plt Desa Kaenbaun bersama seluruh masyarakat baik tokoh adat, tokoh masyarakat maupun tokoh pemuda serta rekan – rekan seperjuangan dari GMNI Cabang Kefamenanu.
Pricilla Aquila Bifel selaku ketua Panitia pelaksa dalam laporannya menyatakan bahwa keberadaan PMKRI sejak semula merupakan organisasi kemahasiswaan yang ditujukan sebagai wadah gerakan intelektual.
“Oleh karena itu terdapat suatu konsekuesni logis bahwa setiap aktivitas PMKRI harus selalu tertuju pada pengembangan kemampuan berpikir, berkomitmen terhadap data yang dilandasi fakta, serta pengembangan metodologi pembinaan yang jelas dengan menjunjung tinggi nilai – nilai kekatolikan”, Ucap Pricila yang Akrab disapa Risa.
Selain itu, Sambung Risa, PMKRI merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kalangan masyarakat, harus selalu siap untuk menyikapi segala persoalan kemasyarakatan secara logis, dimana keberpihakan PMKRI harus selalu pada kaum tertindas sebagai wujud nyata dari keberhasilan proses kaderisasi intelektual, sebab kader PMKRI harus benar- benar mampu menjadi corong suara masyarakat yang tak terdengarkan.
Kemudian dalam Pidato Ketua Presidium PMKRI Cabang Kefamenanu, Kristoforus Bota, menyampaikan bahwa kehadiran mahasiswa sebagai sosok calon pemimpin ditengah – tengah masyarakat dengan level kecerdasan intelektual yang tinggi, terkadang goyah pendiriannya. Hal itu terjadi karena kepribadiannya masih terkoptasi dengan kepentingan elit tertentu baik itu elit ekonomi maupun elit politik . Maka dari itu, kapasitas intelektual yang dimiliki oleh pribadi yang merupakan sosok calon pemimpin pada akhirnya dis-orientasi sebab hanya dapat diabdikan kepada pemangku kepentingan yang memberikan keuntungan lebih. Sehingga kehadirannya di tengah-tengah masyarakat hanya akan diapahami sebatas sosok bayaran, sehingga intelektualitas yang tumbuh dan berkembang di masyarakat malah hanya sebatas pembenaran-pembenaran semata, serta argumentasi yang didiplomasikan pada kenyataannyapun tidak sepenuhnya benar. Maka tanggungjawab moril sebagai aktor penggerak perubahan yang seharusnya mampu mengoptimalkan setiap persoalan yang terjadi di lingkungan masyarakat malah tercoreng dari amanah perjuangan golongan terdidik dalam lingkungan masyarakat.
“Menyadari segala ketimpangan yang sering terjadi demikian, Sambung Kristoforus yang lebih sering disapa Kristo, PMKRI yang merupakan penghasil kader penggerak perubahan, harus terus mengembangkan metodologi pembinaan sebagai strategi untuk terus memperkokoh kapasitas setiap kader agar mampu memberikan seluruh kapasitas intelektualnya demi kesejahteraan umum baik melalui rekomendasi ataupun implementasi yang mampu membedi manfaat yang luas bagi masyarakat dengan cara pengumpulan data yang faktual, cara analisis yang tepat serta dapat diterapkan dengan metode yang sesuai pula.
Selain itu, Kristo juga memberikan catatan Kritis bagi seluruh peserta yang ada bahwa, saat ini kita serang berada di tengah-tengah lingkaran kekuasaan pemimpin pragmatis yang semakin dipertontonkan di khayalan umum, baik itu melalui kebijakan yang tidak berperi kemanusiaan maupun sikap apatis atas segala fenomena sosial yang sering terjadi, maka sudah sepantasnya PMKRI hadir dan menggagas sistem pembinaan dengan metode yang terukur dan tersistematis.
“Sehingga dalam kegiatan LKK perdana di PMKRI Cabang Kefamenanu ini, Dewan Pimpinan Cabang melalui keputusan Stering Komite mengusung tema PRIMUS INTERPARES yang artinya Perdana diantara yang sederajat. dimana melalui istilah yang diusung sebagai tema ini menjadi catatan reflektif dan juga catatan kritis bagi kita sekalian sesama kader seperhimpunan, bahwa tidak ada sesuatu yang luar biasa bagi seorang pemimpin, jika status tersebut hanya sekedar digunakan sebagai kesempatan untuk mempropagandakan diri melalui ciri fisik penggunaan atribut semata, namun harus tercirikan dalam tindakan nyata dalam keseharian kita yang harus terus dihidupi melalui spiritualitas pembinaan yakni identitas-identitas kader PMKRI”, Tutup Kristo.
Yohanes Naihati mewakili senior alumni dalam sambutan singkatnya bahwa LKK ini merupakan sebuah wujud dari visi – misi yang selalu mengapresiasi harkat dan martabat manusia serta bersolidaritas sosial yang tinggi untuk mewujudkan keadilan sosial, Kemanusiaan dan persaudaraan sejati, ini merupakan wujud dari visi misi organisasi.
Selain itu LKK ini merupakan Pendidikan berjenjang dengan tujuan untuk menggolkan salah satu nilai dari ketiga benang merah yaitu intelektualitas.
LKK ini juga sebagai bentuk proses persiapan kematangan kader PMKRI, untuk kemudian di terjunkan ke lautan masyarakat.
Drs. Yoseph Kuabib, Selaku Asisten I yang dimandatkan Oleh Bupati TTU menghadiri pembukaan kegiatan ini serta membacakan sambutan Bupati TTU mengatakan bahwa LKK ini merupakan bentuk kepedulian kalangan mahasiswa yang tergabung di PMKRI Cabang Kefamenanu dalam membangun masyarakat dan daerah kabupaten TTU, dengan menciptakan sumber daya manusia muda Katolik yang handal, mandiri dan berprestasi dalam berbagai bidang.
“Melalui LKK Ini saya harapkan dapat menambah pengetahuan dan skill dari para mahasiswa dalam bidang leadership. Dalam perkembangan ilmu dan perubahan pandangan kepemimpinan
Pengetahuan dimana kepemimpinan adalah skill yang dapat dipelajari.
Selain itu PMKRI menjadi salah satu organisasi yang berdiri paling depan dan ikut memainkan peranan yang penting dalam perjalanan bangsa dan negara.
PMKRI memiliki keunggulan kompetitif yang berkaitan dengan konsistensinya antara lain yaitu keteguhan terhadap visi dan misi organisasi dibawah semboyan Pro Ecclesia Et Patria, Keberanian untuk secara konkrit melawan ketidakadilan dan memperjuangkan perubahan ke arah yang lebih baik dan keberanian untuk memperjuangkan kepentingan rakyat kecil sebagai bagian dari pembangunan bangsa dan negara.
Laporan : FM.