Skip to content

publiknusantara.com

inspirasi berimbang dan pembangunan

Menu
  • Nasional
  • REDAKSI
    • Visi Dan Misi
    • SOP Wartawan
    • Kode Perilaku Jurnalis
  • Provinsi
    • SUMSEL
      • OKUS
      • OKU
      • OKUT
      • Muara Enim
      • Prabumulih
      • PALI
      • OKI
      • MUSI RAWAS
      • MUBA
    • SUMATRA UTARA
    • SUMATRA BARAT
    • KEPRI
    • BENGKULU
    • LAMPUNG
      • WAY KANAN
      • MESUJI
      • PERSAWARAN
    • KALIMANTAN BARAT
    • NUSA TENGARA BARAT
    • NUSA TENGARA TIMUR
  • Hukum & Kriminal
  • Internasional
  • Pedoman Media Siber
  • HUBUNGI KAMI
  • ADVOTERIAL
  • JAWA TIMUR
    • JEMBER
  • Terms of Service
  • Indeks Berita
Menu

Demi Penurunan Angka Stunting, Wabup Laksanakan Studi Kaji di Gianyar Bali

Posted on Maret 21, 2022Maret 21, 2022 by

Bali, PN – Sebagai upaya percepatan penurunan angka Stunting, Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat melalui Wakil Bupati Hairan, SH melakukan Studi Kaji dan Pembelajaran Terintegritas di Kabupaten Gianyar Provinsi Bali. Kamis (21/03/22).

Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Sidang Utama Kantor Bupati Gianyar ini, juga turut dihadiri oleh Asisten Administrasi Umum, Kadis P3AP2KB, Bappeda, Dinkes, dan disambut langsung Wakil Bupati Gianyar Anak Agung Gede Mayun, Asisten Pemerintahan dan Kesra Mudana, Kepala Dinkes Ida Bagus Upeksa, Sekretaris Dinas PU Putu Darmiyanti, Bappeda Widarmwa, Dinas P5KB Cok Bagus Trisnu.

Pemilihan Kabupaten Gianyar sebagai tempat studi kaji dikarenakan Gianyar merupakan Kabupaten dengan Prevalensi terendah secara nasional, dan berhasil menurunkan prevalensi angka Stunting menjadi 3,7 persen.

Mengawali sambutannya, Wakil Bupati Gianyar, dalam sampaikan ucapan selamat datang kepada Wabup Tanjab Barat beserta rombongan di Pusat Budaya Seni Ukiran Bali. Lebih lanjut, Wakil Bupati Gianyar sampaikan bahwa pada Tahun 2013, Gianyar termasuk Kabupaten dengan angka stunting tinggi, sehingga Pemkab Gianyar terus melakukan upaya untuk menurunkan kasus stunting.

“Berdasarkan pada data hasil risert kesehatan dasar (Riskesdas) pada 2013 diumumkan tingginya angka stunting pada balita di Kabupaten Gianyar, yakni mencapai 40,99 persen,” jelasnya.

“Dalam hal itu Pemerintah pun melakukan upaya penurunan hingga 2021 menjadi 3,7 persen dan penurunan angka stunting ini perlu perhatian dari semua elemen.” Kata Wabup Gianyar Anak Agung Gede Mayun dalam sambutannya,” tambahnya.

Ditambahkan Kepala Bappeda, Widarma, salah satu Progam menurunkan stunting yakni dengan melibatkan Perguruan Tinggi ataupun Universitas dalam melakukan observasi penyebab stunting di kabupaten Gianyar.

“Penyebab Stunting di Kabupaten Gianyar, berdasarkan hasil survey yang dilakukan Universitas Udayana, menunjukkan bahwa variable yang berhubungan secara murni terhadap kejadian stunting di 10 Desa sampel lokus stunting di Kabupaten Gianyar diantaranya Kebiasaan Ayah Merokok, Personal Hygiene Penyiapan Makanan, Kecukupan Vitamin A, Ketersediaan Air Minum Yang bersih,” Papar Widarma.

Dijelaskannya, upaya pencegahan yang dilakukan sejak Prenatal (sejak remaja sampai dengan melahirkan) sesuai dengan Standar Pelayanan Minimum (SPM) Kesehatan, yaitu Kesehatan Ibu Hamil, Kesehatan Reproduksi Remaja, Kawasan Tanpa Rokok dan sanitasi permukiman yang baik sementara itu upaya penanggulanan yang dilakukan sejak Posnatal (sejak bayi dilahirkan sampai dengan umur 2 (dua) tahun/ Baduta), yakni Kesehatan Baduta dan makanan tambahan.

Sementara itu, Wakil Bupati Tanjung Jabung Barat Hairan, S.H menyampaikan bahwa dalam upaya percepatan penurunan Stunting, Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat sudah mengajukan program penanganan daerah kumuh ke Pemerintah Pusat dan menganggarkan di APBD terkait asupan gizi.

“Dalam hal pencegahan dan penanganan, Pemkab Tanjab Barat sudah membentuk tim stunting di setiap Desa ataupun kelurahan,” tutur Wabup.

“Setelah dilakukan Dialog Tanya jawab tadi, diambil inovasi daerah pencegahan dan penanganan stunting, diantaranya memasukkan program kesehatan Prenatal dan Postnatal dalam awig-awig Desa Adat, pengangkatan tenaga kontrak pendamping Posyandu 1 (satu) orang di setiap posyandu Desa/Kelurahan, digaji dari APBD untuk pencegahan dan penanganan stunting, Sosialisasi stunting dalam kegiatan Desa, Monev Baduta Stunting dan penanganannya,” lanjut Wabup.

“Selain itu setiap OPD mengampu salah satu desa terkait pencegahan dan penanganan stunting, Perdes terkait penunda usia pernikahan serta melibatkan Universitas atau Perguruan tinggi dalam mengkaji dan riset terkait penyebab dan pencegahan stunting,” pungkasnya.

Rangkaian kegiatan ditutup dengan pemberian cendrama mata dan foto bersama

Laporan : Haryanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trulli
Trulli

Kategori

Arsip

  • September 2025
  • Agustus 2025
  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • September 2024
  • Agustus 2024
  • Juli 2024
  • Juni 2024
  • Mei 2024
  • April 2024
  • Maret 2024
  • Februari 2024
  • Januari 2024
  • Desember 2023
  • November 2023
  • Oktober 2023
  • September 2023
  • Agustus 2023
  • Juli 2023
  • Juni 2023
  • Mei 2023
  • April 2023
  • Maret 2023
  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • Desember 2022
  • November 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • April 2022
  • Maret 2022
  • Februari 2022
  • Januari 2022
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Agustus 2021
  • Juli 2021
  • Juni 2021
  • Mei 2021
  • April 2021
  • Maret 2021
  • Februari 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • November 2020
  • Oktober 2020
  • September 2020
  • Agustus 2020
  • Juli 2020
  • Juni 2020
  • September 2017
©2025 publiknusantara.com | Design: Newspaperly WordPress Theme