Tentang Pilkada Jember, Begini Pandangan Politik Ketua KNPI
JEMBER,publiknusantara.com – Pilkada Jember tinggal menghitung hari, tepatnya tanggal 27 Desember 2024 nanti Masyarakat Jember akan menentukan arah kabupaten 5 tahun kedepan.
Maju tidaknya Kabupaten Jember bergantung pada siapa pemimpin yang akan menahkodai pemerintah kabupaten ini.
Di kancah regional Eks Sekar Kijang (Eks Karesidenan Besuki dan Lumajang), Jember mulai tersaingi dengan Kabupaten Banyuwangi yang tumbuh pesat, dengan pertumbuhan perguruan tingginya, plus Kemajuan Bandara dan Pelabuhannya, yang merupakan jantung ekonomi suatu daerah karena menjadi tempat keluar masuk orang dan barang, dan belum dimiliki oleh jember secara optimal.
Tanpa pertumbuhan yang eksponensial, bisa saja beberapa tahun kedepan Jember tidak lagi jadi episentrum atau pusat dari “Peradaban” kemajuan di Eks Sekar Kijang, digeser oleh Kabupaten Banyuwangi yang memang “Jenggirat Tangi”, dapat diartikan “Cepat-cepat dan bersungguh-sungguh Bangkit”
Kebangkitan Banyuwangi tidak terjadi begitu saja, ada faktor pemimpin daerah yang memiliki komitmen memajukan daerahnya, dan berkompetensi memahami konsepsi perencanaan tata kelola pemerintahan dan pengembangan daerah yang berbasis sains dan tekhnologi. Bukan sekedar “Dipikir karo mlaku”, istilah kita anak tongkrongan.
Transformasi Kabupaten Banyuwangi menjadi pesat berkembang dipimpin oleh sosok anak muda bernama Abdullah Azwar Anas, yang menjadi Bupati Banyuwangi dalam usia 37 tahun. Anak-anak muda biasanya memiliki kerterbukaan menerima dan berani berinovasi. Memiliki rasa “lapar” untuk berprestasi, asal diberi fasilitas dan panggung yang memadai.
BACA JUGA : pertama-5-orang-komisioner-bawaslu-jember-dilaporkan-ke-bawaslu-jember/
Jika ada pertanyaan, siapa yang layak dipilih untuk memimpin Jember 5 tahun kedepan?
Saya pribadi enggan menjawab, tapi sebagai ketua organisasi, sebagaimana semua ketua organisasi mau tidak mau memiliki tanggung jawab memberikan diskursus atau wacana untuk menawarkan opsi-opsi, sebagai petunjuk bagi anggota organisasinya maupun masyarakat luas, saya harus menjawab pertanyaan diatas, atau minimal memberi “Guidance” berupa kisi-kisi kriteria yang tepat untuk dipilih, tentu saja ada subjektifitas organisasi di dalamnya.
Dalam prosesnya, hanya tersaji 2 pasang calon Bupati dan Wakil Bupati dalam pilkada Jember 2024 ini, beberapa tokoh yang sebenarnya memiliki kapasitas, harus gugur karena kendala rekom partai, atau kurangnya persiapan mencalonkan dari jalur independen sehingga dinyatakan tidak lolos persyaratan oleh KPUD Jember.
Dari hanya 2 pasang calon tersebut, sebagai ketua organisasi kepemudaan, secara subjektif karena sesama anak muda, memiliki 2 kriteria: Anak Muda yang memiliki kompetensi dan minimal pasangan calon yang terbukti mendukung serta memberi ruang bagi anak muda untuk berkembang.
BACA JUGA : jelang-pilkada-serentak-bupati-tanjabbar-berpesan-pentingnya-menjaga-kondusivitas/
Semenjak era Bupati MZA Djalal, sampai kini belum ada Bupati setelahnya yang memiliki aksi terencana dan terarah untuk menumbuhkan minat bakat dan potensi strategis anak muda di Jember.
Sementara jika harus memberikan Pendapat yang objektif lepas dari sudut pandang subjektif sebagai anak muda, kita harus melihat rekam jejak bagaimana 2 Calon Bupati ini mengelola kekuasaan sebelumnya, seberapa besar dampak mereka terhadap masyarakat Jember sesuai kapasitas jabatannya.
Calon no urut 01 H.Hendy Siswanto sebagai petahana selama menjabat Bupati Jember, apakah sudah membuat kemajuan pesat bagi tumbuh kembang kabupaten ini di taraf nasional, atau minimal di tingkat jawa timur; Bagaimana posisi kemajuan Jember dari segala aspek dibanding Surabaya, Sidoarjo, Malang, Kediri, Mojokerto, Pasuruan, Banyuwangi dan Kabupaten/kota lainnya?
Pertanyaan diatas harus ditujukan pada diri kita masing-masing. Dengan tujuan untuk mengukur, menimbang, dan menemukan jawaban apakah H.Hendy adalah calon yang layak memimpin kembali Jember 5 tahun kedepan.
Begitupun Calon 02, Gus Fawait sebagai anggota DPRD Jatim (Secara kewenangan jauh dibawah kewenangan Bupati/walikota).
BACA JUGA : tim-kampanye-bupati-libatkan-pejabat-negara-kpu-jember-di-gugat-1-rupiah-dan-dilaporkan-ke-bawaslu/
Apakah dampak yang sudah dirasakan oleh masyarakat Jember dari Gus Fawait? Tentunya sesuai porsinya sebagai seorang legislator, tidak bisa disamakan ukuran kemanfaatannya dengan seorang bupati/walikota. Karena Bupati/walikota memiliki kekuasaan yang jauh lebih besar.
Memberi bantuan pembangunan infrastruktur, seragam, bansos dll sebenarnya bukan wewenang anggota legislatif, namun jika bisa mempengaruhi untuk mengarahkan bantuan-bantuan tersebut ke Jember, apalagi dalam jumlah yang besar, itu bisa dihitung sebagai prestasi yang bagus, karena dapat menggunakan dana APBD Pemprov Jatim untuk digunakan membantu masyarakat Jember.
Terlepas siapapun yang akan kita pilih nantinya, yang tidak kalah penting adalah tetap saling menghormati dan menerima perbedaan pandangan, menjaga fatsun politik, dan menyongsong pesta demokrasi ini dengan riang gembira, tanpa ada sikap permusuhan dengan mengedepankan kerukanan antar sesama warga masyarakat Kabupaten Jember yang tercinta.
Sumber: AR
Ketua KNPI