Skip to content

publiknusantara.com

inspirasi berimbang dan pembangunan

Menu
  • Nasional
  • REDAKSI
    • Visi Dan Misi
    • SOP Wartawan
    • Kode Perilaku Jurnalis
  • Provinsi
    • SUMSEL
      • OKUS
      • OKU
      • OKUT
      • Muara Enim
      • Prabumulih
      • PALI
      • OKI
      • MUSI RAWAS
      • MUBA
    • SUMATRA UTARA
    • SUMATRA BARAT
    • KEPRI
    • BENGKULU
    • LAMPUNG
      • WAY KANAN
      • MESUJI
      • PERSAWARAN
    • KALIMANTAN BARAT
    • NUSA TENGARA BARAT
    • NUSA TENGARA TIMUR
  • Hukum & Kriminal
  • Internasional
  • Pedoman Media Siber
  • HUBUNGI KAMI
  • ADVOTERIAL
  • JAWA TIMUR
    • JEMBER
  • Terms of Service
  • Indeks Berita
Menu

KAE NTT-MATARAM: PROGRESIVITAS KABUPATEN ENDE DARI SEGI EKOWISATA.

Posted on Agustus 25, 2020Agustus 25, 2020 by

Ende (NTT) – PN, Sektor pariwisata adalah salah satu aset yang sedang gencar-gencarnya mendapatkan perhatian baik lokal maupun internasional, ini dikarenakan pariwisata berbeda dengan sektor lainnya, karena pariwisata sudah memiliki daya tarik sendiri yakni alam itu sendiri.ende,Selasa (25/08/2020)

Fahrul Rizki menyampaikan kepada media Publiknusantara.com,” Ekowisata atau ekoturisme merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konversi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan.

Ekowisata dilakukan dengan cara membawa wisatawan ke objek wisata alam yang eksotis dengan cara ramah lingkungan,objek wisata alam nya antara lain wisata alam(pantai,sunagi dan air terjun),flora dan fauna(hewan endemic asli, tumbuhan obat-obatan), kegiatan alam bebas(lintas alam), koservasi alam(rebosasi,lokalisasi pencemaran), kerajian tangan, alat musil tradisioanl dan lainnya.

Kegiatan ekowisata di Indonesia diatur dalam peraturan menteri dalam dalam negeri no. 33 tahun 2009. Kegiatan ekowisata tidak berbeda dari kegiatan alam biasa tapi memiliki nilai-nilai moral dan tanggung jawab tinggi terhadap objek wisatanya. Selain wisatawan mendapatkan keindahan dari wisata alam yang disuguhkan, ,mereka juga mendapatkan ilmu dan pengetahuan yang baru karena wisatawan diajak untuk mengikuti kearifan budaya lokal dan mengetahui kegiatan-kegiatan apa saja yang dijalani masyarakat setiap hari.

Berbicara tentang ekowisata di Indonesia umumnya, beberapa daerah di Indonesia sudah menerapkannya,diantaranya adalah desa Waturaka yang terletak di kecamatan kelimutu kabupaten Ende, NTT suatu kebanggan tersendiri untuk masyarakat Ende karena desa Waturaka telah diberikan penghargaan oleh kementrian PDT sebagai desa wisata alam terbaik nasional tahun 2017.tuturnya

Selain karena pemandangan alam nya yang indah yakni air panas kolorongo yang berada di tengah perswahan, hal lainnya ditawarkan dari konsep ekowisata desa waturaka adalah aktivitas pertanian. Para wisatawan diajarakan bagaimana proses penyiapan lahan, sistem pengairannya, proses penyiapan bibit, menanam, dan aktivitas pertanian lainnya, wisatawan melakukan semua aktivitas-aktivitas tersebut bersama dengan masyarakat lokal setempat dan juga di desa ini terdapat sanggar mutulo’o yang membuat wisatawan dapat mempelajari alat music tersebut, di desa ini juga terdapat beberapa rumah warga yang dijadikan home stay.

Belajar dari apa yang telah dilakukan oleh desa waturaka, seharusnya pemerintah daerah khususnya kabupaten Ende mestinya berbenah, beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain.
Melakukan pendataan, pendataan dalam artian pemerintah daerah khusunya dinas pariwisata melakukan suvei mendatangi desa atau tempat wisata yang dirasa cukup berpotensial dijadikan sebagai objek ekowisata.

Melakukan promosi, promosi dapat dilakukan oleh siapapun baik itu melalui sosial media ataupun event-event tertentu,yang dapat menarik minat wisatawan lokal ataupun mancanegara
Infrastruktur, salah satu poin yang sangat penting, karena jika akses masuk menuju lokasi tidak diperhatikan maka jangan berharap wisatawan akan banyak yang datang.

Kerjasama antara pemerintah daerah, pemerintah desa, lembaga adat, dan masyarakat sekitar.
Pendidikan kepada masyarakat, pendidikan ini dalam artian masyarakat diberikan sosialisasi bagaimana cara menyambut wisatawan dengan baik dan tidak menghilangkan nili atau kultur-kultur budaya lokal, penggunaan bahasa asing juga bisa dimasukkan dalam program pendidikan ini.tegas Fahrul

Jika hal-hal diatas dilakukan maka tidak menutup kemungkinan daerah wisata yang ada di kabupaten ende akan mendapatkan perhatian baik dari wisatawan lokal maupun mancanegara.tutup fahrul Sekretaris Umum KAE NTT-MATARAM tersebut.

Laporan : Jusman DC

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trulli
Trulli

Kategori

Arsip

  • September 2025
  • Agustus 2025
  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • September 2024
  • Agustus 2024
  • Juli 2024
  • Juni 2024
  • Mei 2024
  • April 2024
  • Maret 2024
  • Februari 2024
  • Januari 2024
  • Desember 2023
  • November 2023
  • Oktober 2023
  • September 2023
  • Agustus 2023
  • Juli 2023
  • Juni 2023
  • Mei 2023
  • April 2023
  • Maret 2023
  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • Desember 2022
  • November 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • April 2022
  • Maret 2022
  • Februari 2022
  • Januari 2022
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Agustus 2021
  • Juli 2021
  • Juni 2021
  • Mei 2021
  • April 2021
  • Maret 2021
  • Februari 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • November 2020
  • Oktober 2020
  • September 2020
  • Agustus 2020
  • Juli 2020
  • Juni 2020
  • September 2017
©2025 publiknusantara.com | Design: Newspaperly WordPress Theme