Dishub Jember Akui Hasil Retribusi Parkir Anjlok
Jember,PN – Dengan berlakunya perda tentang pajak dan retribusi daerah maka terjadi perubahan pada tarif parkir, semula 1.000 menjadi 2.000 untuk sepeda motor , dan
2.000 menjadi 4.000 untuk roda empat/mobil.
Sangat disayangkan , dengan menaikkan tarif parkir bukan malah menaikkan Pendapatan Asli Daerah ( PAD) akan tetapi justru malah anjlok karena tidak masuk ke Kasda.
“Sebelum pemberlakuan sistem konvensional atau masih parkir berlangganan pendapatan dari retribusi parkir bisa 1 miliar tiap bulan, akan tetapi setelah merubah sistem konvensional pendapatan semakin anjlok, paling-paling hanya 350 jutaan, “jelas Agus Wijaya Kepala dinas perhubungan Jember saat di temui di ruang kerjanya pada 3 Juni 2024.
Agus mengatakan dengan terjadinya kebocoran atau pendapatan dari retribusi parkir tidak masuk ke Kasda maka dalam bener / baliho yang ada di pinggir-pinggir jalan bertuliskan untuk pembayaran non tunai gunakanlah Qris.
“Kalau pakai Qris langsung masuk ke Kasda mas. Kalau tidak pakai Qris langsung tunai rawan terjadi bocor atau bahkan tidak masuk ke Kasda,”ungkapnya.
Masih kata Agus, saya juga pernah parkir tidak mengenakan baju dinas , mereka kan tidak tahu siapa saya maka mereka seperti itu mas , hanya minta uang parkir saja , tidak menunjukkan karcis atau Qris tapi akhirnya saya tanyakan Qrisnya mana mas , baru dia menunjukkan ke saya,”jelas Agus.
Kendati demikian dia mengatakan solusinya harus merekrut tenaga parkir untuk membantu menaikkan PAD Jember melalui retribusi parkir.
“Jumlah kang parkir kita hanya 320 orang , untuk melayani sekabupaten Jember itu bukan hanya kurang , tapi tidak mampu karena kurangnya kang parkir,”jelas Agus.
Lanjut Agus, saya heran dengan Kementrian Hukum dan Ham ( Kemenkumham) kabupaten lain masih menggunakan sistem parkir berlangganan, akan tetapi kabupaten Jember tidak bisa , pernah saya usulkan ke Kemenkumham untuk sistem parkir berlangganan, tapi masih tidak diperbolehkan untuk Jember, apa Jember ini hanya di jadikan bahan percobaan pemberlakuan sistem parkir konvensional yang kemudian akan di ikuti kabupaten lain, ? Saya sampai di tegor pak sekda mas ,”herannya.
Masih kata Agus , jika parkir berlangganan, saat pertengahan tahun seperti itu sudah banyak mas sekitar 6 sampai 7 miliar, tapi dengan konvensional saat ini mungkin sekitar 1,5 miliar, bagaimana kalau sudah begini , ini bukan hanya bocor mas , tapi anjlok,”sesalnya.
Ia berharap kepada pengguna parkir dan petugas parkir untuk bersinergi , gunakan pembayaran pakai Qris, semula berharap semua pengguna parkir pembayarannya pakai Qris, tapi kalau tidak pakai tunai, nah,, sekarang justru terbaik Qrisnya yang tidak di pakai , justru banyak memakai pembayaran tunai,”kecewa.
Laporan : Mujianto